31 December 2008

Seni kontemporer

Seni kontemporer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Kontemporer)
Langsung ke: navigasi, cari

Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi Seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.

Kata “kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang mengatakan bahwa “seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana postmodern dan postcolonialism yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art. Atau khasanah seni lokal yang menjadi tempat tinggal (negara) para seniman.

Secara awam seni kontemporer bisa diartikan sebagai berikut:

  1. Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, anarki, omong kosong, hingga aksi politik.
  2. Punya gairah dan nafsu "moralistik" yang berkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
  3. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan, sebagai aktualitas berita yang fashionable.

[sunting] Seni kontemporer dan seni posmodern

Kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, menurut pandangan Yasraf Amir Piliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu. Sedangkan seni postmodern adalah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni posmodern, seni posmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa lalu tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris).

[sunting] Perkembangan seni kontemporer Indonesia

Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang.

Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara atau seremonial saja.

Seperti diungkapkan Humas Pasar Tari Kontemporer di Pusat Latihan Tari (PLT) Sanggar Laksamana Pekanbaru yang tidak hanya diminati para koreografer tari dalam negeri tetapi juga koreografer tari asing yang berasal dari luar negeri. Sebanyak 18 koreografer tari baik dari dalam maupun luar negeri menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari kontemporer tersebut. "Para koreografer sudah tiba di Pekanbaru, mereka menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari itu," ujar Humas Pasar Tari Kontemporer, Yoserizal Zen di Pekanbaru[1].

Lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian minimalis, terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, "Lukisan kontemporer semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota-kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya sedangkan interior ruangannya berkonsep modern."[2]

Hal yang senada diungkap oleh kolektor lukisan kontemporer, "Saya mengoleksi lukisan karena mencintai karya seni. Kalaupun nilainya naik, itu bonus," kata Oei Hong Djien, kolektor dan kurator lukisan ternama dari Magelang. Begitu juga Biantoro Santoso, kolektor lukisan sekaligus pemilik Nadi Gallery. "Saya membeli karena saya suka. Walaupun harganya tidak naik, tidak masalah," timpalnya.

Oei dan Biantoro tak pernah menjual koleksinya. Oei memilih untuk memajang lebih dari 1.000 bingkai lukisannya di museum pribadinya. Karya-karya besar dari Affandi, Basuki Abdullah, Lee Man Fong, Sudjojono, Hendra Gunawan, dan Widayat terpampang di sana bersama karya-karya pelukis muda.

Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu posmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), yang menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu itu.

Seminar Seni Kriya Dulu, Kini dan Mendatang

Seminar Seni Kriya Dulu, Kini dan Mendatang

Dalam rangka Purna Tugas Prof Dr Sumijati Atmosudiro, dan memperingati lustrumnya yang ke-IX, Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM menggelar seminar internasional bertajuk “Craft: Past, Present And Future”, di fakultas setempat, Sabtu (8/9). Seminar dibuka Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD, diikuti 200 peserta dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Belgia dan Jerman.

Seminar Internasional Kriya Dulu, Kini dan Mendatang, menurut Dr Inajati Adrisijanti merupakan bentuk penghargaan Jurusan Arkeologi FIB UGM kepada Prof Dr Sumijati Atmosudiro. Seorang Guru Besar di Jurusan Arkeologi FIB UGM, yang telah memasuki usia 65 tahun dan telah mencurahkan perhatiannya pada seni kriya, khususnya gerabah.

Seni kriya merupakan suatu hasil budaya manusia yang sangat hebat. Seni kriya merupakan suatu ekspresi yang sifatnya pengabungan antara simbol sakral dengan non sakral—mengekspresikan konsep budaya ide menjadi kenyataan—yang mempunyai nilai keindahan bagi dirinya dan bagi orang lain. Kadang, hasil Seni kriya tersebut hanya diperuntukkan untuk sesaat, tetapi juga dapat dipakai untuk selamanya. Seni kriya terealisasi dalam berbagai media seperti dalam lontar, bambu, kayu, batu (andesit, pualam granit dsb), serta ataupun gabungan berbagai media. Hal ini menunjukkan bagaimana manusia masa lalu mencoba mengembangkan diri menyemesta.

Sumbangan besar Jurusan Arkeologi FIB UGM pada Seni Kriya terjadi pada tahun 2000. Saat itu Jurusan Arkeologi membantu pengrajin batu akik di Pacitan melalui peningkatan mutu desain.

”Tadinya masyarakat menjual dalam bentuk akik sederhana. Bongkahan-bongkahan, setelah kita bersama mereka, batu-batu dibentuk barang yang lain, seperti gantungan kunci dan lain-lain,” ujar Inajati.

Sentra kriya akik di daerah itupun akhirnya terus berkembang. ”Hingga saat ini telah terbentuk jalur pawonsari (Pacitan, Wonogiri, Wonosari). Di jalur selatan ini banyak ditemui sentra-sentra industri semacam ini,” lanjut Inajati.

Sementara itu, salah satu panitia seminar Dr Widya Nayati MA mengungkapkan, hasil seni kriya berkait erat dengan perkembangan kebudayaan suatu bangsa. Dari seni kriya, berbagai bukti adanya perkembangan kebudayaan dapat dipahami. Kontak antar individu—baik dari kelompoknya maupun dengan kelompok lainnya (baik dalam satu wilayah maupun dari luar wilayah geografisnya), menjadikan perkembangan budaya masing-masing kelompoknya.

”Seni kriya dapat berfungsi sebagai media komunikasi antara satu individu dengan yang lainnya, ataupun antara satu kelompok dengan kelompok lainnya,” ungkap Widya Nayati.

Selain itu, katanya, perlu pola pendidikan menjadikan setiap manusia Indonesia trampil dalam melakukan dan mengembangkan seninya. Pengenalan atas seni kriya, proses pembentukan serta pengenalan atas seni lokal-tradisional pun harus disampaikan kepada generasi sekarang.

Permainan anak tradisional—baik itu othok-othok—misalnya, kata Widya Nayati, merupakan suatu peraminan tradisional yang sangat fantastis dan futuistik. Dengan hanya memainkan alat tersebut, anak akan mampu mengolah dan melenturkan otot tangannya. Anak dibiasakan dengan berbagai bunyi dari alat yang sama—karena satu mainan othok-othok akan menghasilkan bunyi yang saling berbeda.

”Selain itu, dari othok-othok, anak mampu melihat bagaimana pembuat mengeksploitas alamnya dengan arif—tanpa merusak. Mereka membuat secukupnya, untuk orang lain, dan untuk kebaikan semuanya. Jelas bahwa penemuan Seni kriya merupakan penemuan ’yang beyond the limit’ pada masa itu,” tandasnya.

Sejumlah pembicara tampak hadir dalam seminar ini, seperti Mr Rudi Corens, Drs H Gunardi Kasnowihardjo Mhum, Dra Juhartatik, Dr John N Miksic, Drs Abd Azis Rashid MA, Horst Liebner MA, Prof Soedarso Sp MA, Dr A Agung Suryahadi MEd CA, dan Dra DS Nugrahani.(Humas UGM)

Gerakan seni dan kriya

Gerakan seni dan kriya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gerakan seni dan kriya atau lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai art and craft movement adalah suatu gerakan pada akhir masa revolusi industri yang mementingkan komitmen kerja dan keindahan. Penganutnya menolak estetika yang dihasilkan oleh produksi secara massal, yang dianggap sebab utama hilangnya keindahan individual.

Art and craft movement memberikan kesan kembali ke periode gothic, roccoco, dan renaisans. Salah satu ciri utamanya adalah karya seni dibuat secara individu oleh seniman dengan sentuhan artistik yang khas. Setiap karya digarap dengan serius dan teliti.

[sunting] Klasifikasi

Secara garis besar, art and craft movement terbagi atas dua aliran besar, yaitu:

  1. Rasionaliasi desain oleh kalangan modernis-formalis
  2. Stilasi desain oleh kalangan stylish, yang kemudian melahirkan Art Nouveau

[sunting] Contoh karya

  • Cover majalah studio 1888 - tidak dikenal
  • Cover majalah "Craftsman" - Gustav Sticley
  • Halaman buku "Morte'd Arthur" - Aubrey Breadsley

[sunting] Contoh seniman

  • William Morris
  • Owen Jones
  • Gustav Sticley
  • Aubrey Breadsley
  • Arthur Mc. Murdo
  • Adolf Loos
  • Michael Tonet

06 September 2008

Elang

ElangOleh : Ardian Syam
Semua orang tahu bahwa elang adalah burung yang mampu terbang paling tinggi di dunia ini. Elang bahkan membuat sarang di ketinggian. Padahal semua tahu bahwa di ketinggian, angin selalu bertiup sangat kencang.
Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan --- suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung. Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Kutipan di atas saya dapat dari Hendry Risjawan di www.wikimu.com.
Elang selama ini menjadi icon bagi banyak motivator trainer untuk menunjukkan bahwa seseorang perlu memotivasi diri untuk terus terbang ke atas semakin tinggi hingga sampai di atap dunia. Bahkan ada novel kecil dengan judul "Jonathan Livingstone Seagull", tentang seekor Camar yang berusaha untuk terbang lebih tinggi seperti elang.Ternyata elang tidak mendapatkan semua itu secara serta merta. Bahkan secara genetis saja elang tidak mendapatkan kemudahan untuk terbang tinggi. Benar bahwa bentuk tubuh, rentang sayap dan kekuatan kepak dan bulu-bulu sayap memang memungkinkan elang untuk terbang tinggi. Tetapi kemampuan terbang tinggi itu tidak mudah untuk dipertahankan.Hanya saja, elang tidak melakukan pilihan. Elang melakukan begitu saja tanpa berfikir. Semua proses 150 hari tersebut dilakukan tanpa pernah menimbang-nimbang apakah akan terasa menyakitkan. Bagaimana dia mengumpulkan makanan agar tetap memiliki energi selama proses transformasi, tidak pernah dia fikirkan. Semua dijalankan sebagai sebuah keharusan hidup.
Sebagai manusia kita memang memiliki kebebasan untuk memilih. Namun sayangnya ada zona kenyamanan yang seringkali membatasi pilihan-pilihan hidup kita. Tetapi benarkah kita lebih menyukai kenyamanan kekinian dibandingkan kenyamanan lain.Kenyamanan lain? Ya, ada beberapa hal yang selama ini kita tidak miliki dan sangat ingin kita miliki, tetapi itu berarti kita harus mengubah sesuatu. Cara hidup kita selama ini perlu kita ubah bila kita ingin mendapatkan sesuatu.
Analoginya sangat mudah, ketika Anda ingin pergi ke suatu tempat padahal Anda tidak sedang berada di tempat itu, maka Anda harus bergerak pindah tempat. Bukankah itu berarti tempat Anda berdiri berubah. Maka, ketika Anda memang tidak ingin pergi kemana-mana, Anda memang tidak perlu berubah. Ketika Anda tidak ingin mendapatkan sesuatu, Anda memang tidak perlu berubah. Tidak perlu keluar dari zona kenyamanan Anda.Zona yang Anda tuju justru bisa saja lebih nyaman, namun sayang sekali, antara zona kenyamanan yang sekarang dengan zona kenyamanan yang Anda tuju berjarak dan melewati zona tidak-nyaman. Lihatlah ada 150 hari penuh zona tidak-nyaman bagi elang.Ada kabar baik, ada kabar buruk di atas tadi. Semua sekarang tergantung pilihan Anda. Anda toh bukan elang yang tidak bisa memilih.

Waktu Yang Tersisa

Waktu Yang Tersisa
Oleh : Andrie Wongso


Suatu hari di sebuah rumah sakit, tampak seorang nenek berumur sekitar 70 tahunan, tiba di rumah sakit dengan tergesa-gesa, segera dia mendaftarkan diri di bagian administrasi rumah sakit sebagai pasien dokter penyakit dalam , dan tidak lama kemudian… si nenek berjalan tertatih membawa kartu pasien dan menghampiri suster yang berada di depan ruang praktek si dokter untuk memberitahu kedatangannya dan memberikan nomer urut antriannya.

"Suster, sekarang pasien nomer berapa? Giliran saya masih harus menunggu berapa lama untuk ketemu dokter?" Tanya si nenek. "Tunggu saja nek, nanti dipanggil sesuai nomer urut" jawab si suster begitu saja. Rupanya nenek adalah pasien lama di sana sehingga tanpa banyak bertanya lagi, ia pun menempati bangku, bersama-sama dengan pasien lain menunggu giliran di panggil. Selang beberapa saat, sikapnya terlihat gelisah, sebentar-bentar dia melihat ke jam dinding, mulai mondar-mandir seolah tidak sabar menanti. Diberanikan diri menghampiri suster dan bertanya dengan was-was karena takut si suster marah. "Masih lama ya sus?" "Ya! Tunggu saja" jawab suster.

Saat giliran nomer urutnya sudah dekat, tiba-tiba ada panggilan darurat dari rumah sakit karena ada pasien gawat yang harus segera ditangani sang dokter. Bergegas dokter pun pergi meninggalkan ruang prakteknya untuk menolong pasien yang lebih membutuhkannya. Si nenek dengan kesal kembali duduk, kemudian berdiri, lalu mulai berjalan mondar-mandir.

Kejadian itu memancing reaksi 2 remaja yang juga sedang menunggu di situ, "Si Nenek itu kelihatan gelisah dan tidak sabaran ya. Sudah setua itu memangnya dia punya kesibukan apa kok menunggu aja tidak sabar begitu" Kemudian ditimpali oleh temannya, "Iya tuh, udah berumur setua itu, ngapain sih kok maunya buru-buru. Waktu kan masih panjang, belum juga larut malam".

Dengan tidak terduga oleh kedua remaja tadi, si nenek menghampiri mereka dan menyapa ramah, "Anak muda, nenek mendengar apa yang kalian bicarakan tentang nenek. Memang nenek kurang sabar menunggu disini tanpa melakukan sesuatu. Justru karena nenek sudah berumur, nenek tidak memiliki banyak waktu lagi untuk melakukan hal-hal yang belum sempat nenek lakukan. Kesadaran bahwa sisa waktu nenek yang tidak banyak inilah maka nenek tidak sabar menunggu di sini terlalu lama tanpa bisa melakukan apapun. Tentu kalian bisa mengerti kenapa nenek tidak sabar menunggu kan?"

"Oh, iya.. iya nek. Maafkan kami nek. Kami tidak berpikir panjang tentang waktu yang begitu berharga seperti kata nenek. Sepantasnya kami yang muda pun harus berpikir tidak boleh menyia-nyiakan waktu dengan tidak melakukan apa-apa seperti ini. Terimakasih nenek telah mengingatkan kepada kami".

Pembaca yang berbahagia,

Umur manusia tidak ada seorangpun yang bisa mengukur secara tepat, kapan saat kita lahir dan kapan saat kematian tiba. Jika kesadaran tentang nilai waktu, yakni akan sisa waktu yang dimiliki dan mau memanfaatkan dengan benar sesuai dengan peran kita saat ini, dimanapun kita berada, maka saat itulah kehidupan se-nyatanya baru dimulai.


Waktu adalah kekayaan paling berharga yang dimiliki setiap manusia

Mari kita manfaatkan waktu dengan optimis dan diarahkan pada sasaran hidup yang menantang, sehingga membuat hidup kita semakin hidup, penuh gairah dan bahagia!

Salam sukses luar biasa!

Andrie Wongso

Batu Ruby Yang Retak

Batu Ruby Yang Retak
Oleh : Andrie Wongso
Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu ruby yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu ruby itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.
Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut. “Mohon ampun Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”
Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.
Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap. “Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu ruby kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya.”
“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.
Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu ruby retak ini menjadi lebih indah.”
Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu ruby itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.
Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata ruby yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”
Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia.
Netter yang luar biasa,
Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI
Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!
Salam sukses luar biasa!Andrie Wongso

Batu Ruby Yang Retak

Batu Ruby Yang Retak
Oleh : Andrie Wongso
Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu ruby yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu ruby itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.
Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut. “Mohon ampun Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”
Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.
Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap. “Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu ruby kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya.”
“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.
Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu ruby retak ini menjadi lebih indah.”
Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu ruby itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.
Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata ruby yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”
Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia.
Netter yang luar biasa,
Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI
Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!
Salam sukses luar biasa!Andrie Wongso

Batu Ruby Yang Retak

Batu Ruby Yang Retak
Oleh : Andrie Wongso
Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu ruby yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu ruby itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.
Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut. “Mohon ampun Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”
Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.
Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap. “Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu ruby kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya.”
“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.
Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu ruby retak ini menjadi lebih indah.”
Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu ruby itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.
Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata ruby yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”
Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia.
Netter yang luar biasa,
Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI
Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!
Salam sukses luar biasa!Andrie Wongso

Every One Is Number One

Every One Is Number One
Oleh : Andrie Wongso
Jalanku bukanlah jalanmu, deritaku bukanlah deritamu Setiap manusia memiliki potensi guna menaklukan segalanya Airmataku bukan airmatamu, sakitku bukan sakitmu Langit yang sama, kebanggaan yang berbeda, satu dalam perasaan.Jangan gelisah dan menistai diri sendiri Diperlukan ketenangan dan ketegaran Asalkan mau menerjang ke depan, katakan pada diri sendiri, Aku dilahirkan pasti berguna!Every one is number one, Asalkan kau tidak selalu bertanya, mampu atau tidak. Satukan energi, raihlah mimpi di dalam hidupmu untuk menyongsong masa depan dan janganlah menunggu.Every one is number one, kunci sukses ada di tanganmu, mau atau tidak Alirkan keringat yang paling panas, genggamlah hati yang paling tulus Number one adalah milik setiap orang.Tanganku bukan tanganmu, mulutku bukan mulutmuHanya dibutuhkan sebuah hati, badai dan hujan deras dapat menjadi kawan baik kita.Janganlah takut dinginnya perjalanan walaupun sampai pada sedikitnya kehangatan yang tersisa. Aku tetap akan menerjang dengan sekuat tenaga.Everyone is number one! Setiap Orang Adalah Nomer Satu ! Luar biasa!

Be The Best

Be The Best
Oleh : Andrie Wongso


Di dalam masyarakat terutama di negara berkembang, banyak sekali masyarakatnya yang terjangkit penyakit mitos-mitos yang menyesatkan. Di antara mitos itu adalah:


Mitos pendidikan, "Saya tidak bisa sukses karena pendidikan saya rendah".
Mitos nasib, "Biar berjuang bagaimanapun, saya tidak mungkin sukses karena nasib saya memang sudah begini dari sononya".
Mitos kesehatan, merasa diri tidak kuat secara fisik.
Mitos usia, "Ini pekerjaan untuk anak muda, saya terlalu tua untuk pekerjaan ini".
Mitos gender, "Jelas aja bisa, dia kan perempuan sayakan pria" atau sebaliknya.
Mitos shio, "dia shio macan memang bisa sukses, saya kan shio babi" dan lain sebagainya. Dan penyakit mitos-mitos lainnya.


Jika mitos-mitos itu telah dijadikan pedoman hidup, maka nasib kita akan sulit berubah. Sikap mental negatif seperti di atas, jelas merupakan pengertian yang salah. Apalagi jika sudah masuk ke alam bawah sadar kita, maka akan membawa dampak sangat negatif dalam kehidupan kita secara menyeluruh. Membuat kita kalah dan gagal sebelum berjuang!!!

Dalam memasuki dunia bisnis, ada dua mitos yang berpengaruh paling besar, yaitu masalah modal dan pendidikan. Saya justru tidak memiliki keduanya saat memulai usaha dulu. Yang saya miliki hanyalah ide membuat kartu kata-kata mutiara dan keberanian untuk mencoba. Saya memiliki kemampuan kungfu, dan potensi diri itulah yang saya manfaatkan. Saya mengajar kungfu secara privat untuk mendapatkan modal awal.

Jadi saya berangkat tanpa modal, tanpa uang, tanpa pendidikan formal yang memadai, tapi mana yang mendahului usaha saya? Ide! Dan keyakinan bahwa saya bisa sukses, saya berhak untuk sukses! Dengan pemahaman itu, muncul keberanian untuk mencoba.

Dari penolakan-penolakan dan melalui proses perjuangan yang luar biasa ulet, ulet, dan ulet, usaha itu baru bisa berkembang baik. Kegagalan dan penolakan adalah konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil. Kita hanya punya dua pilihan, berhasil atau gagal. Kuncinya dalah action dan mental yang positif. Sebab kedua pilihan itu bisa jadi "benar" karena di balik setiap kegagalan terdapat proses pendidikan, sebuah pelajaran untuk kita berbuat dan bertindak lebih bijak di kemudian hari.

Seperti kata-kata mutiara yang sering saya ucapkan: "Harga sebuah kegagalan dan kesuksesan bukan dinilai dari hasil akhir, tetapi dari proses perjuangannya". Jika itu disadari oleh semua orang, maka tidak ada lagi yang namanya larut dalam frustasi, kecewa, depresi, apatis, kehilangan motivasi, apalagi putus asa.

TETAP MENJADI YANG TERBAIK. Memang bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Perlu motivasi yang kuat, komitmen pada tujuan, serta melewati proses latihan dalam praktek kehidupan yang nyata. Sebagai manusia yang mengerti, menyadari, dan dapat berpikir jernih, maka kita harus bisa dan berani menentukan sikap dengan segenap tenaga, waktu, dan pikiran untuk tetap mengembangkan diri semaksimal mungkin.

Ilmu untuk memelihara motivasi diri bisa dipelajari oleh siapa pun. Salah satu latihan yang paling mudah untuk menguatkan diri sendiri adalah melakukan self talk. Kita gali potensi-potensi positif dalam diri kita dengan melakkukan dialog dengan diri kita sendiri.

Yakinkan bahwa diri kita memiliki kemampuan untuk sukses. Jika orang lain bisa sukses, kita pun mempunyai hak untuk sukses sama seperti mereka.

Keyakinan kepada Tuhan, serta doa dan praktek dalam kehidupan ini merupakan upaya yang mampu memberikan kekuatan motivasi diri yang luar biasa.

Sikap mental lain yan perlu kita pelihara adalah menyadari bahwa sukses yang kita raih bukan hanya sekedar mengandalkan diri sendiri, selalu ada andil orang lain di dalamnya. Rendah hati adalah kata kuncinya, tetapi sebaliknya, tidak rendah diri pada saat mengalami kegagalan.

Dengan demikian tidak hanya semakin dewasa dalam mengarungi kehidupan ini, yang pasti kualitas kehidupan kita akan semakin baik, semakin sukses, yang pada akhirnya akan bermanfaat pula bagi orang lain.

PASTIKAN menjadi yang terbaik !!!
BE THE BEST!!!!


Salam sukses luar biasa
Andrie Wongso

Saatnya Mengembalikan Karakter Bangsa

Saatnya Mengembalikan Karakter Bangsa
Oleh : Andrie WongsoTanpa terasa,
Waktu 63 tahun lewat begitu cepat. Seperti baru kemarin kita mendengar kumandang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Dwi Tunggal, Soekarno Hatta. Kini, kita juga telah melampaui 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional pada bulan Mei silam. Kita pun sudah melewati satu dasawarsa era reformasi. Dan, bahkan presiden di republik ini pun telah berganti hingga enam kali. Tetapi, perjuangan kita seperti belum berujung. Kita masih belum bisa mencapai cita-cita luhur bangsa yang berkeadilan sosial dan sejahtera di semua bidang.Sungguh menyedihkan, kita yang sempat dijuluki calon macan Asia, kini justru terpuruk di kawasan ASEAN, kalah oleh tetangga seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand. Jangankan bicara mengejar Jepang dan Korea, bahkan dengan negeri seperti Vietnam-yang belum lama merdeka-pun kita mulai ketinggalan. Sungguh ironis!Sepertinya, hampir di semua bidang kita mengalami kemunduran. Ekonomi, sosial, politik, hukum, olahraga dan lain2, Padahal, jika ditilik dari segi usia, bangsa ini sudah cukup dewasa. Tetapi, mengapa kita justru seperti terjebak dalam lingkaran kemiskinan, kebodohan, dn keterbelakangan?Sebenarnya, sumber utama masalah keterpurukan ini adalah karena kemiskinan mental, rapuhnya karakter dan kemunduran moralitas. Terasa sekali terjadi kemerosotonan kecintaaan pada bangsa, kedisiplinan, kerja keras, kebersamaan, gotong royong. Bahkan, seakan Roh ke-Indonesiaan yang tercermin dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika, sedemikian meredup digantikan oleh kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Setiap tahun, setiap momen kebangsaan yang seharusnya bisa jadi sarana membangkitkan semangat membangun bersama, hanya berujung pada slogan kosong belaka. Sejujurnya bosan kita menderita, saatnya bersama , bangun Indonesia!Mari, jadikan ulang tahun kemerdekaan RI ke-63 ini sebagai momen untuk membangun kesadaran bahwa kita bisa bangkit ! success is our rigfht! Sukses adalah hak kita semua!Tak usah menengok ke belakang hanya sekedar mencari alasan dan kesalahan. Yang harus kita lakukan adalah menemukan kelemahan dan kesiapan untuk memperbaikinya.Saya bangkit! Anda bangkit! Kita bangkit!Dengan semangat kebersamaan, semangat ke-Indonesiaan, semangat pantang menyerah, kita bangun karakter bangsa demi mencapai kejayaan persada Indonesia tercinta sekaligus mampu berdiri tegak berdiri sama tinggi dengan bangsa bangsa manapun di muka bumi ini.Dirgahayu Indonesiaku. Merdeka!!! Demikian dari saya Andrie wongsoSalam sukses luar biasa!!

14 August 2008

PENERIMAAN DIRI APA ADANYA ADALAH MODAL AWAL UNTUK SUKSES

PENERIMAAN DIRI APA ADANYA ADALAH MODAL AWAL UNTUK SUKSES
Oleh: Soesilowati
Kita tentu masih ingat pepatah “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Pepatah ini juga berlaku saat kita ingin meraih sukses atau tujuan tertentu. Manusia mempunyai pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Sederhananya, semua informasi yang diterima oleh manusia akan direkam dalam pikirannya. Informasi yang sering digunakan/baru didengar masuk ke pikiran sadar, sedangkan informasi yang jarang sekali digunakan/pernah didengar akan direkam dalam pikiran bawah sadar. Nah, untuk mencapai suatu tujuan diperlukan kekompakan antara pikiran sadar dan bawah sadar.

Wah, penjelasannya kok ruwet, ya? Eit… hati-hati dengan perkataan yang digunakan. Menurut pakar teknologi pikiran, kalimat yang negatif menyebabkan hidup jadi lebih negatif (bukan lebih hidup, lho…).

Beberapa alasan mengapa kita tidak dapat menerima diri apa adanya:
1. Persepsi orang di sekeliling kita (misal, karena gender, keturunan, dll)
2. Kondisi fisik
3. Tindakan orang lain yang tidak dapat kita terima (trauma).

Bahkan, anak kecil pun dapat mengalami trauma dari kejadian yang tampaknya sepele. Contoh, anak saya yang baru berumur empat tahun. Kemarin, dia mengalami trauma untuk pergi ke dokter. Selidik punya selidik, ternyata saat ke dokter terakhir kali volume suara dokter cukup tinggi. Dan, nada suaranya pun kurang bersahabat. Meskipun hal itu tidak ditujukan pada anak saya, tapi itu sudah ‘dianggap’ kejadian yang tidak menyenangkan.

Salah satu ciri orang yang tidak dapat menerima diri sendiri adalah suka marah dan memaksakan kehendak. Sebaliknya, ciri-ciri orang yang dapat menerima diri sendiri adalah suka senyum dan mudah mengucapkan terima kasih atau bersyukur.

Mungkin saja kita berkomentar, “Bagaimana kita disuruh bersyukur kalau kita sedang mendapat masalah?” Untuk lebih jelasnya saya kutipkan cerita berikut ini.

Sejak sakitnya menjadi parah, Masaru Emoto bangun tiap pukul empat pagi (meskipun kata dokter hal itu tidak banyak membantu karena umurnya akibat kanker tinggal tiga bulan) Pesan yang diberikan dokternya hanya banyak istirahat, mengurangi pekerjaan, dan berdoa. Siapa tahu Tuhan memberi waktu lebih panjang? Karena pesan ketiga itulah sekarang ia sangat mencintai suasana pagi hari.

Maka, usai mencuci muka, ia keluar dan menaiki atap rumahnya. Ada yang selalu indah ketika ia menatap ke Timur. Udara segar dihirupnya dalam-dalam. Setiap kali dihembuskan napas, tiba-tiba bibirnya terbisik kata “terima kasih”.

Mula-mula ia hanya merasa, kalau pagi hari memang indah. Perasaannya jadi lebih tenang. Mengherankan, lama-kelamaan ia tidak memikirkan lagi sakitnya. Ia hanya merasa Tuhan begitu baik. Tuhan memberinya hari demi hari yang indah. Belum pernah ia mengalami perasaan setenang dan sebahagia itu.

Masaru Emoto akhirnya terbebas dari kanker ganas dan ia menyerukan kepada dunia, “Dengan hati yang dipenuhi syukur dan cinta, Anda akan memiliki kekuatan untuk mengalahkan segalanya!”

Apakah Anda mau menerima diri apa adanya?[soe]

* Soesilowati mengawali kariernya sebagai staf IT di Kasogi. Kecintaannya pada dunia anak, dan apa yang dapat membantu anak dalam belajar mendorongnya mempelajari sempoa dan metode memori, akhirnya mempertemukannya dengan Adi W. Gunawan (pemilik sekolah Anugerah Pekerti). Sekarang, ia menjadi guru di sekolah tersebut. Soesilowati dapat dihubungi di soesi_wati@yahoo.com.

Mestakung, The Secret Dan Kemerdekaan Indonesia

Mestakung, The Secret Dan Kemerdekaan Indonesia
Oleh : Prof. Yohanes Surya Ph.D Rektor Universitas Mulimedia Nusantara
Dalam suatu seminar yang diadakan di Jakarta seorang peserta seminar menanyakan apa hubungan Mestakung dengan The Secret. Saat itu saya tidak bisa menjawabnya karena saya belum pernah membaca buku The Secret. Selang beberapa bulan kemudian, dikantor saya ada yang menaruh video The Secret. Saya menonton dan menikmatinya. Ternyata banyak hal menarik dalam buku/video The Secret ini yang berkaitan erat dengan Mestakung.Rahasia sukses menurut The Secret terletak pada visualisasi. Ketika kita meminta sesuatu lalu kita memvisualisasikannya, maka terjadilah apa yang dinamakan hukum tarik menarik. Segala sesuatu ditarik oleh visualisasi itu sehingga akan terwujudlah apa yang diimpi-impikan itu. Tiga hal yang penting dalam the Secret adalah ask (minta), believe (percaya), receive (menerima).Dalam konsep Mestakung, ketika kita menginginkan sesuatu, misalnya kita menginginkan sebuah mobil BMW, kita harus menempatkan diri pada kondisi kritis, suatu kondisi dimana kita benar-benar menginginkan mobil BMW itu. Kondisi kritis dapat terjadi dengan memvisualisasikan mobil BMW dalam pikiran kita, dengan menceritakan ke banyak orang, mengatakan bahwa 2 tahun lagi kita akan punya BMW seri terbaru. Ketika kondisi kritis ini sudah terbentuk maka terjadilah proses pengaturan diri (self organizing) dari alam semesta. Segala sesuatu dalam alam ini akan mengatur diri dan membebaskan kita dari kondisi kritis ini. Dengan kata lain alam akan mengatur diri sehingga mobil BMW yang kita idam-idamkan ini akan kita peroleh. Peristiwa pengaturan diri inilah yang saya namakan Mestakung (= seMESTA menduKUNG).Proses mestakung ini akan terjadi kalau kita melangkah-melangkah dan melangkah dengan tekun. Kita harus tekun melangkah untuk membuat apa yang kita inginkan itu terwujud. Ketika kita melangkah itu, terjadilah proses pelipatgandaan dimana mestakung akan membuat semua yang tampak tidak mungkin menjadi mungkin. Misalnya dalam buku prinsip sukses dan juga dikutip dalam buku The secret diceritakan bagaimana Jack Cranfield yang mempunyai penghasilan $ 25.000./tahun berhasil melipatgandakan penghasilannya menjadi jutaan dollar/tahun. Awalnya ia menginginkan mempunyai penghasilan $ 100.000/tahun. Ia memvisualisasikan ini dengan menulis sebuah replika raksasa uang kertas $ 100.000 diatas langit-langit rumahnya. Setiap bangun tidur ia melihat replika ini. Ia menciptakan perasaan seolah-olah ia telah memiliki uang tersebut. Selama proses (penempatan diri pada kondisi kritis) ini berlangsung, berbagai kesempatan mulai datang. Setiap hari ada saja ide yang datang untuk menghasilkan uang. Ia mulai menulis buku, menghubungi penerbit dan mulai mempromosikan buku ini. Akhirnya menjelang akhir tahun ia mendapatkan $ 92.000 (hampir mendekati apa yang diimpikan). Kalau Jack Cranfield tidak melangkah, mestakung tidak akan terjadi, semesta tidak akan mendukung ia. Mungkin ia tidak akan bertemu dengan jurnalis yang mempromosikan bukunya dalam National Enquirer, atau ia tidak akan diundang oleh University of Massachussetts untuk berjualan di suatu konferensi, ataupun ia tidak akan mendapat banyak sekali undangan seminar, sehingga tidak akan terjadi pelipatgandaan penjualan.Ketika tim Indonesia akan bertanding di China dalam Olimpiade Fisika Asia April 2007, saya memvisualisasikan Indonesia mengalahkan China, menempatkan diri pada kondisi kritis dan mulai melangkah dan melangkah dengan tekun. Waktu itu bahkan selama 1 bulan saya tinggal dengan para siswa di sebuah ruko hanya untuk mengejar target ini. Kita memang tidak sempurna mengalahkan China (kita hanya mampu mengalahkan China dalam eksperimen fisika, dalam teori kita gagal), namun kita mampu menjadi juara kedua dengan perolehan nilai China 43,3 point dan Indonesia 43,2 point. Kita berhasil meraih 2 medali emas (suatu hal yang mustahil terjadi kalau mengingat dalam olimpiade fisika di China tahun 1994 kita tidak mendapatkan satu medali perunggupun).Dalam buku Mestakung rahasia sukses, proses terjadinya mestakung ini saya namakan Krilangkun (kondisi KRItis, meLANGkah, dan teKUN).Begitu banyak orang termotivasi oleh buku The Secret dan Mestakung ini. Baru-baru ini seorang presdir dari suatu perusahaan real estate menelfon, mengatakan bahwa ia berterimakasih sekali untuk seminar mestakung yang saya bawakan di awal tahun 2007. Target dua kali lipat penghasilan yang seharusnya terjadi sampai akhir tahun ini, di pertengahan tahun sudah tercapai. Telah terjadi pelipatgandaan yang luar biasa karena mestakung.Saya berpikir, jika perorangan, perusahaan bisa sukses dengan menerapkan hukum tarik menarik dan mestakung ini, mengapa tidak diterapkan untuk negara kita dalam mengisi kemerdekaan ini?Bagaimana kalau seluruh komponen bangsa pada saat kemerdekaan ini memvisualisasikan Indonesia ditahun 2020 sebagai negara kaya makmur masuk 5 besar kekuatan ekonomi dunia, dihormati seluruh bangsa didunia ini, serta rakyatnya sejahtera, aman, tenteram, berpendidikan tinggi dan hidup berkelimpahan. Kita merdekakan pikiran kita dari belenggu pikiran negatif yang membuat kita miskin, lemah dan tak berdaya. Setiap pejabat membuat blue print pembangunan yang mengarah pada visualisasi ini. Setiap orang didorong untuk berpikir positif, mempunyai keyakinan dan bertindak untuk merealisasikan ini. Saya percaya bahwa ketika kita lakukan visualisasi ini terus menerus, dan melangkah dengan tekun, maka kita akan melihat bagaimana mestakung (semesta mendukung) bekerja, bagaimana the law of attraction akan melipatgandakan hasil dan membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.Prof. Yohanes Surya Ph.D Rektor Universitas Mulimedia Nusantara).

Menikmati Putaran Roda Kehidupan

Menikmati Putaran Roda Kehidupan
Oleh : Agus Riyanto
Sukses itu penuh perjuangan, bahkan harus diraih dengan pengorbanan yang dahsyat, begitu orang bilang. Meraih sukses itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sering kita kagum terhadap orang-orang sukses di dunia ini, namun kita jarang menelusuri perjalanan sukses mereka yang penuh onak dan duri.Jika kita dilahirkan di tengah keluarga yang sederhana, atau bahkan kekurangan, mungkin kita tidak akan mendapatkan fasilitas yang memadai untuk mewujudkan impian sukses kita. Berawal dari pendidikan yang layak, mungkin kita hanya mendapatkan pendidikan seadanya. Karena kita tidak mendapat fasilitas yang memadai, seperti biaya kuliah dan lain-lain maka kita pun harus berjuang dari nol. Kita bergerak dari bawah, kita berjuang dari bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, tidak diakui siapa-siapa, untuk menjadi diri kita yang sesungguhnya yang eksistensi dan kompetensinya diakui dunia di sekitar kita.Perjuangan dari bawah adalah perjuangan yang keras dan penuh tantangan. Kita menaiki tangga dari anak tangga yang pertama. Jika orang tua kita adalah pemilik perusahaan, tentu kita tinggal mewarisinya. Kita tidak perlu susah-susah merintis karir dari bawah atau merintis usaha/bisnis dari nol. Tapi jika kita meraih kesuksesan dari tidak punya apa-apa menjadi punya segalanya, kesuksesan ini akan sangat berarti bagi kita. Dan yang lebih penting lagi, perjalanan dalam meraih kesuksesan itu sendiri menjadi kekayaan mental kita yang sangat bernilai.Berjuang dari nol/dari bawah, butuh kesabaran dan semangat yang berlipat ganda. Mungkin kita harus mulai dari profesi yang dalam pandangan umum kurang keren atau tidak berkelas. Misalnya sebagai office boy, pembantu rumah tangga, tukang sapu jalan, pedagang asongan, atau yang lainnya. Bukan berarti saya meremehkan profesi yang saya sebut tadi, tapi kenyataannya bila kita lakukan survey pasti hampir semua orang akan enggan menjalani profesi tadi. Dan mungkin juga orang yang benar-benar sedang menjalani profesi tadi juga karena terpaksa, karena adanya seperti itu, daripada nganggur, atau juga karena minder, "Lha wong saya hanya tamat SD atau SMP, mana mungkin saya dapat pekerjaan yang mentereng..." Banyak orang menganggap pendidikan yang rendah menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan.Jika sebuah pekerjaan itu jelas halal dan berkah, buat apa kita malu menjalaninya. Banyak orang ingin kaya dan terlihat perlente, namun pada kenyataannya banyak dari mereka mengambil jalan pintas: korupsi, menjalankan bisnis haram, pergi ke dukun, atau kalau perlu ngingu (memelihara) tuyul dan cari pesugihan. Ini kan tidak ada artinya. Walau kita pada akhirnya kelihatan kaya, punya uang melimpah, tapi pada hakikatnya tidak ada nilainya sama sekali. Saya pikir seorang pemulung yang kucel/lusuh lebih baik daripada mereka.Kesuksesan yang diraih dengan kerja keras dan tetap konsisten di jalan yang luruslah yang akhirnya akan memberikan kebahagiaan yang sejati. Kekayaan yang kita miliki bukan cuma materi, tapi juga kekayaan mental/kaya hati. Ini adalah kesuksesan yang ideal; selain materi, spiritualitas juga kita miliki. Jadi dunianya kita dapat, akhiratnya juga tidak ketinggalan.Saya mengenal seorang figur sukses yang luar biasa. Beliau pernah menjadi cleaning service, kemudian bekerja di sebuah universitas negeri di Purwokerto. Mengawali karier sebagai tukang fotokopi dan penjilidan buku. Namun mimpi beliau tidak pernah padam. Walau beliau berasal dari keluarga petani yang sangat sederhana, mimpinya tetap menjulang ke langit. Sambil bekerja, beliau melanjutka studi di sebuah "Universitas Terbesar" di Indonesia, yakni Universitas Terbuka. Setelah lulus UT, beliau tidak berhenti, tapi malah nekat ikut bersaing untuk mendapatkan beasiswa S2 ke luar negeri. Beberapa kali gagal, tidak membuatnya patah semangat. Hingga akhirnya beliau dapat melanjutkan S2 di Leicester University, Inggris. Setelah menjadi MBA Ed, beliau juga tidak berhenti. Beliau kemudian mendalami NLP (Neuro Linguistic Programming) di negeri kanguru, Australia. Semangat belajar yang tinggi membuatnya terus bertumbuh dari seorang cleaning service/pegawai rendahan menjadi kepala bagian, pembicara publik, dosen luar biasa, motivator dan trainer. Perjuangan beliau membuahkah sukses berkat kerja keras dan semangat pantang menyerah sebelum kesuksesan berada di tangan. Latar belakang keluarga, pendidikan dan profesi awal meniti karier tidak menghentikan mimpi untuk meraih impian dan memberikan yang terbaik untuk kehidupan ini.Kisah di atas hanyalah sekedar contoh bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini kalau kita mau berjuang sepenuh hati. Mungkin sekarang kita masih jadi pegawai rendahan, disuruh ini dan itu, bekerja di bawah tekanan yang luar biasa. Atau bisnis kita baru bertunas, orang-orang memandang dengan sebelah mata. Bukankah itu sebuah ujian, apakah kita sanggup melewati tangga demi tangga kehidupan hingga akhirnya kita sampai pada puncak tangga kesuksesan. Untuk menggapai impian, kita hanya butuh semangat berlipat ganda daripada orang kebanyakan. Di saat orang lain berhenti melangkah, justru kita berlari. Di saat orang lain berkata, "Itu tak mungkin berhasil", kita justru yakin bahwa nothing is impossible. Di saat kita diremehkan, dipandang sebelah mata, kita justru lebih yakin lagi siapa diri kita yang sesungguhnya. Keberhasilah kita bukan karena orang lain, tapi karena usaha kita sendiri. Kita yakin dengan kemampuan kita. Kita tidak pasrah begitu saja dengan keadaan, namun ikhtiar sekuat tenaga, baru setelah itu bertawakkal menyerahkan hasilnya pada Yang Maha Kuasa.Salam sukses dunia-akhirat!Agus Riyanto

Memaknai Kompetisi Sebagai Sebuah Pusaran Sinergi

Memaknai Kompetisi Sebagai Sebuah Pusaran Sinergi

Oleh : Tommy Setiawan

Dewasa ini kata KOMPETISI banyak ditafsirkan sebagai sebuah drama yang selalu melahirkan "Pemenang" sekaligus mencetak sekumpulan "Orang Kalah". Sebagai konsekuensinya, "Pemenang" akan ditafsirkan sebagai sosok yang menjulang di puncak kejayaan, yang akan dipandang dengan wajah menengadah oleh kaum "terkalahkan".

Sekejam itukah makna KOMPETISI? Apalagi bila panggung kompetisi ini sudah menapak, sudah mengejawantah di kehidupan riil sehari-hari. Sungguh kejam bila alam semesta ini pada akhirnya dikotak-kotakkan sebagai winner-looser, sebagai leader-follower, sebagai champion-mediocre, sebagai developing-under developed, atau sebagai central-marginal. Sedangkal itukah Hukum Alam yang harus dijalani oleh manusia?

Tentu tidak! Tuhan Sang Pemangku semesta alam ini sudah menyerukan untuk "Berlomba-lomba di dalam kebaikan". Ini artinya, hakikat sejati dari KOMPETISI akan jauh lebih dalam dari sekedar menang-kalah. Ada energi positif yang sangat besar, yang mengandung berjuta manfaat, yang dikandung oleh drama bernama KOMPETISI ini.

Sebagai contoh, kesuksesan Tim Olimpiade Fisika Indonesia sebagai the rising star, telah memacu ratusan SMA unggulan di seantero negeri untuk menempatkan wakil-wakilnya. Walaupun akhirnya tim terpilih hanya terdiri dari "hitungan jari", tidak berarti ribuan siswa yang telah ikut berkompetisi lantas menjadi sia-sia.

Tengoklah, berapa banyak SMA yang saat ini dengan bangga memasang papan nama "Mitra Olimpiade Fisika" dihalaman muka sekolahnya? Berapa banyak siswa SMA yang mendadak "jatuh cinta" pada mata pelajaran yang dulunya biasa dianggap monster? Semua pencapaian itu adalah hasil SINERGI dari ribuan siswa yang (menjadi) antusias, hasil SINERGI dari ratusan guru yang (menjadi) kompeten. Dan semua aktifitas ini berpusaran dengan KOMPETISI (Olimpiade Fisika) sebagai pusat orbitnya.

Jadi apa hakikat sejati dari KOMPETISI itu? Untuk menjawabnya, kita mengacu pada sebuah Hukum Alam, yaitu bahwa segala sesuatunya di alam semesta ini selalu bergerak memutar. Semua mahluk Tuhan tanpa kecuali, selalu bergerak memutar.

Tengoklah, sekumpulan tatasurya akan mengorbit membentuk galaksi. Sekumpulan galaksi mengorbit membentuk super cluster. Sekumpulan elektron akan mengorbit membentuk molekul. Metabolisme manusia juga merupakan pusaran, sirkulasi dari energi kimia (makanan) menjadi energi tubuh (bio energi) dengan perantaraan sirkulasi darah dimana jantung merupakan pusat orbitnya. Contoh-contoh di atas menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini selalu berpusaran pada "sesuatu" yang lebih besar dari dirinya.

KOMPETISI adalah sebuah bentuk pusaran. Sang "pemenang" adalah pusat orbitnya, sementara "peserta lainnya" akan berputar mengelilinginya. Tidak ada istilah "kalah-menang" di sini, karena kewajiban sang "pemenang" adalah membagi ilmunya, membagi pengalamannya, menebar energi positifnya, kepada siapa saja yang mengorbit di sekelilingnya. Sedangkan kewajiban "peserta lainnya" adalah membuka diri untuk menyerap energi, menyerap ilmu, menyerap pengalaman dari sang pusat orbit, sang "pemenang". Inilah sebuah bentuk SINERGI.

Meskipun sama-sama mengorbit, tapi ada perbedaan mendasar antara manusia dengan mahluk Tuhan lainnya dalam melakukan SINERGI nya. Seperti "bumi-matahari", sampai kapan pun bumi selalu mengitari matahari dan tak mungkin terjadi hal sebaliknya. Tapi manusia sama sekali berbeda.

Manusia, mahluk Tuhan yang telah di "inisiasi" sebagai penguasa bumi dan isinya, telah dianugerahi kemampuan yang tak terbatas. Setiap orang memang akan selalu "mengorbit" pada seseorang yang lebih sukses dari dirinya. Seorang karyawan mengorbit pada perusahaan tempat ia bekerja. Seorang pengusaha akan mengorbit pada segmen konsumen tertentu dan juga mengorbit pada pengusaha senior lainnya (baca: networking). Seorang trainer akan mengorbit pada seorang guru yang lebih diakui kesahihannya. Tapi pada satu titik, setelah ia sukses menyerap energinya, menyerap pengalamannya, ia akan lepas, dan menjelma sebagai pusat orbit yang baru.

Kini ia akan beralih tugas, dari "menyerap" berubah menjadi "membagi". Dan di sekelilingnya PASTI akan mengorbit rekannya, muridnya, koleganya, bawahannya atau pengagumnya yang dengan hati terbuka bersedia menyerap ilmu dan pengalamannya. Terjadilah sebuah SINERGI yang menjadi mata rantai tak terputuskan. Saling memberi dan menerima. Inilah hakikat yang terdalam dari sebuah KOMPETISI, yang jauh lebih bermakna dari sekedar kalah-menang.

Tahun 2008 sudah kita masuki, marilah kita jalani peran kita masing-masing dengan sebaik-baiknya, agar terjadi SINERGI, yang memang merupakan kehendak Tuhan bagi setiap manusia. Anda yang sedang jadi "pemenang" , sedang menjadi atasan, sedang menjadi idola, bagilah pengalaman dan energi Anda. Sedangkan Anda yang sedang mengorbit, bukalah hati Anda agar dapat maksimal dalam "menyerap".

Suatu saat, atasan-bawahan, idola-pengagum, junior-senior, market leader-follower, pasti akan bertukar peran. Dan itu PASTI terjadi karena memang sudah menjadi ketentuan alam.

Ditulis oleh Tommy Setiawan, seorang praktisi pemasaran. Tommy dapat dihubungi melalui blowbytommy@yahoo.com atau melalui 0812 80 56772.

Kerja Adalah Kehormatan

Kerja Adalah Kehormatan
Oleh : Andrie Wongso


Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.

”Om beli bunga Om.”

”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.

”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.

Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”

Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.

”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya.

”Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.

Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”

Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.


Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangan.


Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso

31 July 2008

Sikap Mental Juara

Sikap Mental Juara
Oleh : Andrie Wongso

Alkisah, suatu pagi saat sarapan di meja makan, ibu berkata: "Ina, ibu perhatikan, beberapa hari ini kamu begitu tegang dan gelisah, kalau boleh tahu, ada apa yang mengganggu pikiranmu na?". "Iya bu, ina tegang nih. Jadwal pertandingan bulu tangkis dan undiannya sudah keluar bu. Babak 2 awal kalau ina bisa menang maka selanjutnya harus bertanding melawan sita, itu lho bu, yang mengalahkan ina di final di kejuaraan lalu. Nanti kalau ina bermain jelek seperti dulu dan kalah lagi bagaimana bu.

Duh ina tegang banget. Udah ya bu, ina berangkat dulu, mobil jemputan datang tuh" sambil mencium tangan ibunya, ina bergegas berangkat ke sekolah. Malam hari, saat menjelang tidur, ibu mengetuk pintu kamar ina dan merekapun melanjutkan percakapan tadi pagi di meja makan. "Ina, ibu tau kamu tegang dan takut kalah lagi. Kamu tau kan, pertandingan bila tidak menang ya kalah. Kamu harus berani menentukan target sebagai juara! Kalau nanti ternyata kamu kalah ya tidak apa-apa .

Yang penting jangan mudah menyerah, jangan takut kalah sebelum bertanding! Maka sisa waktu satu minggu lagi harus kamu persiapkan dengan sebaik-baiknya! Selain latihan tehnik, fisik dan stamina, apalagi mental juara harus kamu persiapkan. Saat istirahat, visualisasikan, bayangkan ina selesai bertanding di final, dengan keringat yang masih bercucuran, kemudian dipanggil ke panggung untuk menerima medali emas dan piala kemenangan. Pejamkan mata seakan itu yang akan terjadi. Jangan lupa, setiap hari ditutup dengan doa. Serahkan semua kepada Tuhan dan istirahatlah dengan tenang".

Ina pun dengan tekun menjalankan nasehat ibunya dari hari ke hari. Berlatih tehnik dan fisik dengan penuh keseriusan. Saat beristirahat, dalam kesendiriannya ina berlatih menvisualisasikan gambar kemenangan di dalam pikirannya, dan semakin hari semakin jelas gambar yang tampak di sana. Dan ketika hari pertandingan tiba, setiap babak dilalui dengan semangat bertanding yang luar biasa. Dan akhirnya, seperti apa yang divisualisasikan dipikirannya pun menjadi kenyataan. Ina berdiri di panggung dengan keringat yang masih bercucuran, menerima kalungan medali dan piala di tangan sambil matanya berkaca-kaca bahagia. Impianku menjadi kenyataan, aku menjadi juara!!! Terima kasih Tuhan!!!

Pembaca yang Budiman,

Sering kali olahragawan tidak bisa sukses bukan karena tidak memiliki kemampuan di bidang tehnik, fisik, stamina, atau kecerdasan, tetapi karena mereka tidak memiliki mental juara! Takut menentukan target! Takut gagal !

Kita bisa melihat para atlet juara-juara dunia sejati, hampir semuanya punya kepercayaan diri yang kuat. Kalau kalah, mereka segera bangkit lagi. Mereka berani menentukan target, berani mulai melangkah dan berani berjuang mewujudkan kemenangan.

Suatu kehormatan bagi Indonesia, tahun ini kita menjadi penyenggelara kejuaraan bulutangkis beregu Thomas cup dan Uber cup. Saat pertandingan dimulai, kita semua berharap dengan kesiapan tehnik, fisik serta kesiapan mental dari seluruh atlet dan kekompakan seluruh tim terkait, ditambah dukungan sebagai tuan rumah dan doa dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Semoga kita bisa meraih prestasi tertinggi untuk Uber Cup dan mampu merebut kembali piala Thomas cup sebagai kado ulang tahun ke 100 tahun Kebangkitan Nasional.

Selamat berjuang !

Andrie Wongso
Salam sukses luar biasa!!!

Selembar Cek

Selembar Cek
Oleh : Andrie Wongso
Di sebuah keluarga, tinggallah seorang ayah dengan putra tunggalnya yang sebentar lagi lulus dari perguruan tinggi. Sang ibu beberapa tahun yang lalu telah meninggal dunia. Mereka berdua memiliki kesamaan minat yakni mengikuti perkembangan produk otomotif.
Suatu hari, saat pameran otomotif berlangsung, mereka berdua pun ke sana. Melihat sambil berandai-andai. Seandainya tabungan si ayah mencukupi, kira-kira mobil apa yang sesuai budget yang akan di beli. Sambil bersenda gurau, sepertinya sungguh-sungguh akan membeli mobil impian mereka.
Menjelang hari wisuda, diam-diam si anak menyimpan harapan dalam hati, "Mudah-mudahan ayah membelikan aku mobil, sebagai hadiah kelulusanku. Setelah lulus, aku pasti akan memasuki dunia kerja. Dan alangkah hebatnya bila saat mulai bekerja nanti aku bisa berkendara ke kantor dengan mobil baru," harapnya dengan senang. Membayangkan dirinya memakai baju rapi berdasi, mengendarai mobil ke kantor.
Saat hari wisuda tiba, ayahnya memberi hadiah bingkisan yang segera dibukanya dengan harap-harap cemas. Ternyata isinya adalah sebuah kitab suci di bingkai kotak kayu berukir indah. Walaupun mengucap terima kasih tetapi hatinya sungguh kecewa. "Bukannya aku tidak menghargai hadiah dari ayah, tetapi alangkah senangnya bila isi kotak itu adalah kunci mobil," ucapnya dalam hati sambil menaruh kitab suci kembali ke kotaknya.
Waktu berlalu dengan cepat, si anak diterima kerja di kota besar. Si ayah pun sendiri dalam kesepian. Karena usia tua dan sakit-sakitan, tak lama si ayah meninggal dunia tanpa sempat meninggalkan pesan kepada putranya.
Setelah masa berkabung selesai, saat sedang membereskan barang-barang, mata si anak terpaku melihat kotak kayu hadiah wisudanya yang tergeletak berdebu di pojok lemari. Dia teringat itu hadiah ayahnya saat wisuda yang diabaikannya. Perlahan dibersihkannya kotak penutup, dan untuk pertama kalinya kitab suci hadiah pemberian si ayah dibacanya.
Saat membaca, tiba-tiba sehelai kertas terjatuh dari selipan kitab suci. Alangkah terkejutnya dia. Ternyata isinya selembar cek dengan nominal sebesar harga mobil yang diinginkan dan tertera tanggalnya persis pada hari wisudanya.
Sambil berlinang airmata, dia pun tersadar. Terjawab sudah, kenapa mobil kesayangan ayahnya dijual. Ternyata untuk menggenapi harga mobil yang hendak dihadiahkan kepadanya di hari wisuda. Segera ia pun bersimpuh dengan memanjatkan doa, "Ayah maafkan anakmu yang tidak menghargai hadiahmu …. Walau terlambat, hadiah Ayah telah kuterima…… Terima kasih Ayah.. Semoga Ayah berbahagia di sisiNYA, amin".
Tidak jarang para orang tua memberi perhatian dengan alasan dan caranya masing-masing. Tetapi dalam kenyataan hidup, karena kemudaan usia anak dan emosi yang belum dewasa, seringkali terjadi kesalahfahaman pada anak dalam menerjemahkan perhatian orang tua.
Jangan cepat menghakimi sekiranya harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya tidak menjadikan kita manja hingga selalu menuntut permintaan.
Mari belajar menjadi anak yang pandai menghargai setiap perhatian orang tua.
Demikian dari saya.Salam sukses luar biasa!!!!
Andrie Wongso

Percikan Api

Percikan Api
Oleh : Andrie Wongso


Dikisahkan seorang pemuda miskin, demi memenuhi panggilan kerja yang mendesak dan sesegera mungkin, dia harus menempuh perjalanan cukup jauh ke luar kota. Dia tahu, mobil tua yang dimiliki sebenarnya tidak layak digunakan untuk perjalanan jarak jauh, tetapi keadaan memaksa, sehingga akhirnya diputuskan tetap berangkat dengan mobil tua tersebut.

Di tengah perjalanan yang sepi, senja berselimut kegelapan tiba diiringi hujan yang turun dengan deras. Tiba-tiba yang dikuatirkan terjadi juga, setelah beberapa kali terbatuk-batuk, mesin mobil akhirnya mati. Segala usaha yang serba terbatas telah dilakukan, tetapi sia-sia belaka, mobil tetap diam. Dikelilingi kegelapan malam, hujan dan badai terasa semakin tidak bersahabat. Selama beberapa jam tidak ada mobil yang melintas, si pemuda hanya bisa duduk termenung di dalam mobil meratapi nasibnya.

Tiba-tiba.... sekilas terlihat melalui kaca spion, sorotan lampu mobil mendekat dan berhenti di belakang mobil si pemuda. Diselimuti perasaan takut tetapi lebih pada rasa gembira, si pemuda melihat pengendara mobil turun mendatangi jendela mobilnya. Karena cuaca sangat gelap, hampir-hampir wajah si pengendara tidak terlihat dengan jelas.
"Mesin mobil saya mati!" serunya sambil menurunkan kaca jendela mobil. Kemudian orang yang tidak dikenal itu melangkah ke depan mobil dan membuka tutup mesin, mengulurkan tangannya dan entah apa yang dilakukan, tidak lama kemudian dia memberi isyarat agar memutar kunci kontak. Alangkah terkejut dan mengherankan, mesin mobil hidup! Masih dengan rasa keheranan, si pemuda berseru: "Saya tadinya kuatir, jangan-jangan mobil saya mogok untuk terakhir kalinya".
Orang tidak dikenal itupun menjawab dengan tegas "Setiap mobil paling sedikit akan hidup sekali lagi bila diberi perhatian yang semestinya".
Tiba-tiba angin mereda, hujan berubah rintik-rintik.

Orang asing itu melanjutkankan perkataannya : " Prinsip yang sama juga berlaku bagi manusia. Selama masih ada sedikit percikan api, belum terlambat bagi seorang manusia untuk membuat awal yang baru ".
si pemuda tergesa-gesa mengucapkan banyak terima kasih dan segera meneruskan sisa perjalanannya dan tiba ditempat yang dituju dengan selamat.

Para pembaca yang bahagia,
Memang, begitu penting sebuah percikan api untuk bisa menghidupkan mobil, demikian pula di dalam kehidupan manusia, percikan api bisa diartikan sebagai semangat, hasrat, niat atau tekad.

Bagi setiap manusia, siapapun dia, bagaimanapun keadaannya, selama masih mempunyai percikan api yang berbentuk TEKAD, maka tiada kata terlambat untuk memulai sebuah awal yang baru! Kebangkitan baru! Dan menciptakan kesuksesan baru!


TEKAD YANG KUAT
Bagi saya sendiri yang lahir di keluarga miskin, yang hanya mengenyam pendidikan formal kelas 6 SD pun tidak lulus, (SDTT sekolah dasar tidak tamat), sungguh tidak mudah untuk berjuang dan keluar sebagai pemenang!
Begitu pentingnya kekuatan TEKAD atau percikan api bagi saya!
Tanpa TEKAD YANG KUAT untuk mengubah nasib dengan berjuang mati-matian, tidak mungkin nasib bisa saya ubah dan meraih kesuksesan seperti hari ini..

Dengan bersyukur atas keberhasilan yang telah saya raih, saya bertekad untuk tetap belajar, berjuang! Berjuang dan belajar lagi!! Dan membagi semangat pada setiap orang yang membutuhkan agar bisa memiliki kekayaan mental dan sama-sama meraih kesuksesan untuk kehidupan yang lebih bernilai.

Salam sukses luar biasa!!

Success is My Right!
Andrie Wongso

Pemancing Cilik

Pemancing Cilik
Oleh : Andrie Wongso

Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat banyak jumlahnya.

Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.

"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak.

"Lo, paman perhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang paman tawarkan kepadamu, kenapa engkau tolak?"

"Saya senang memerhatikan Paman memancing, karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap.

"Wah wah wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya, paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"

Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup... kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada diujungnya.

Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga sore hari tiba.

Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar anakku, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai."


Pembaca yang budiman,

Sama seperti dalam kehidupan ini, sebenarnya untuk meraih kesuksesan kita tidak membutuhkan teori-teori yang rumit, semua sederhana saja, Sepanjang kita tahu apa yang kita mau, dan kemudian mampu memaksimalkan potensi yang kita miliki sebagai modal, terutama dengan menggali kelebihan dan mengasah bakat kita, maka kita akan bisa mencapai apa yang kita impikan dan cita-citakan. Apalagi, jika semua hal tersebut kita kerjakan dengan senang hati dan penuh kesungguhan.

Dengan mampu mematangkan kelebihan-kelebihan kita secara konsisten, maka sebenarnya kita sedang memupuk diri kita untuk menjadi ahli di bidang yang kita kuasai. Sehingga, dengan profesionalisme yang kita miliki, apa yang kita perjuangkan pasti akan membuahkan hasil yang paling memuaskan.


Salam sukses, luar biasa!!!

Andrie Wongso

Nilai Sebuah Kepercayaan

Nilai Sebuah Kepercayaan
Oleh : Andrie Wongso

Dikisahkan, ada seorang pemuda yang dulunya hanya seorang office boy di sebuah perusahaan Jepang, tetapi sekarang ia telah berhasil menjadi seorang pengusaha sukses di bidang jasa.

Saat ditanya, bagaimana itu bisa terjadi, si pengusaha bercerita sambil bernostalgia. "Sebenarnya, pendidikan saya hanya SMP saja, itupun lulusan dari kampung. Saat diterima kerja sebagai pesuruh di kota besar ini, saya sangat senang sekali. Kata teman-teman di kantor, saya selalu bersemangat, murah senyum, dan siap membantu siapa saja yang memerlukannya. Bahkan bekerja lembur dan tidur di kantor pun, saya jalani dengan senang.

Tugas, yang pada mulanya hanya sebatas pesuruh, mengantar ini mengantar itu, menyediakan minuman, menyusun file-file, suatu hari meningkat menjadi pembantu adiministrasi saat ada anak kantor yang mengalami musibah dan tidak dapat menyelesaikan tugasnya, saya belajar mati-matian menggunakan komputer untuk membantunya mengetik.

Bos saya orang Jepang. Dan saya lah yang paling sering berada di ruangan bos, membantu dan menemaninya bekerja hingga malam hari. Perintah-perintah bos diucapkan dalam bahasa Jepang.

Pada awalnya saya tidak mengerti sama sekali. Dan, dari sanalah saya terpacu untuk belajar berbahasa Jepang. Karyawan dari Jepang yang bekerja di situ, sangat menghargai siapapun yang mau belajar bahasa mereka. Setiap hari, mereka mengajari sambil mentertawakan kebodohan saya jika salah dalam berucap kata. Oleh-oleh yang dibawa dari Jepang adalah buku-buku berbahasa Jepang yang saya minta.

Kira-kira empat tahun kemudian, tugas saya pun mengalami perubahan. Walaupun Tetap membantu serabutan, tetapi naik kelas menjadi asisten administrasi penghubung. Setiap ada tamu dari negeri sakura datang, saya yang menemani mereka menjadi penterjemah. Lama-kelamaan, saya dipercayai mengurus banyak hal, menghadap pejabat, menyampaikan pesan-pesan penting antar departemen dan sebagainya.

Sekian tahun kemudian, atas persetujuan dan bantuan Bos dan kepercayaan yang telah terbentuk selama ini, saya meminta izin untuk mengundurkan dan memulai usaha sendiri di bidang jasa, yakni mengurus berbagai perijinan hingga rekruting karyawan, khususnya untuk perusahaan Jepang yang hendak berinvestasi di Indonesia.

Bisnis saya bisa berkembang pesat seperti sekarang ini, tentu saja saya bersyukur atas semua ini, dan tetap belajar segala sesuatu agar bisnis saya terus berkembang dan berkembang.

Pembaca yang budiman,

Sebuah contoh proses perjuangan dari seorang karyawan yang biasa-biasa saja, sampai akhirnya bisa membangun usahanya sendiri dan sukses, namun semua itu tidak dia bangun dengan cara yang instan. Semasa masih menjadi karyawan, dia mau bekerja keras, jujur, dapat dipercaya, penuh tanggung jawab, dan mau belajar sesuatu yang baru serta pandai menempatkan diri sehingga kualitas karakternya yang positif itulah yang merubah nasibnya.

Sama halnya jika kita ingin berhasil. Mari kita mulai dari dimana kita berada saat ini. Belajar dan bekerja dengan sungguh-sungguh, mampu menjaga sekecil apapun kepercayaan yang diberikan.

Begitu integritas kita terbangun, maka apapun yang kita tekuni, lambat atau cepat pasti akan mendapat tempat dan pasti kesuksesan demi kesuksesan akan segera datang menyusul.

Keberanian Mengambil Resiko

Keberanian Mengambil Resiko
Oleh : Andrie Wongso


Dalam perjalanan hidup Jenderal Sun Tzu dikisahkan bahwa strategi perang untuk mencapai kemenangan itu bisa berubah detik demi detik, demi mengimbangi atau menganntisipasi perubahan strategi musuh. Strategi ini berpijak pada dasar pemikiran bahwa cara terbaik untuk menang perang adalah dengan menguasai kemampuan membaca jalan pikiran ahli strategi musuh. Dan barangsiapa mengetahui jalan pikir musuh dan mengetahui titik-titik kelemahannya, dipastiikan dia bisa memenangkan adu strategi tersebut.

Namun setiap strategi pasti mengandung risiko. Dan strategi peran Sun Tzu ditegaskan adanya prinsip mendasar yang mengatakan, "Kemenangan besar hanya bisa dilakukan orang yang berani ambil risiko besar". Prinsip ini menegaskan bahwa tanpa keberanian mengambil taktik berisiko besar, maka kemenangan besar sulit diraih. Inilah inti dari strategi perang Sun Tzu yang mensinergikan antara strategi perang yang cerdik dan matang dengan keberanian mengambil risiko besar demi kemenangan yang besar pula.

Dalam kehidupan non-kemiliteran pun seperti bidang manajemen, kewirausahaan, maupun kehidupan pribadi, kita mengenal prinsip strategi dan risiko semacam ini. Mungkin kita telah menyusun rencana dan menetapkan strategi untuk melakukan investasi, memulai bisnis baru, melakukan diversifikasi maupun ekspansi usaha. Ada target-target dan mimpi-mimpi besar dalam setiap tindakan tersebut. Ada peluang dan tantangan. Namun yang tidak boleh kita lupakan adalah faktor risiko yang sudah pasti ada dan melekat dalam setiap action kita. Ada risiko gagal, ada risiko berhasil. Itu pasti!

Contoh: mungkin berdasarkan perhitungan yang begitu matang, kita memiliki kemungkinan keberhasilan di atas 70%. Memang dalam strategi Sun Tzu kita diwajibkan untuk bisa memetakan keberhasilan lebih dulu. Memastikan kemenangan baru melakukan perang. Nah, jika rencana dan strategi telah dieksekusi sementara hasil yang didapat tidak sesuai perhitungan, itulah risiko sebuah action. Kita tidak mungkin berhenti bertindak hanya karena ingin menghilangkan sama sekali risiko kegagalan.

Seperti dalam kata-kata mutiara yang saya ciptakan, yang berbunyi; "Memang di dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti. Tetapi kita harus berani memastikan apa-apa yang ingin kita raih". Jadi dalam lapangan hidup apa pun, strategi itu penting. Tetapi keberanian mengambil risiko juga sangat penting. Ingat, strategi tanpa keberanian mengambil risiko tidak akan membawa kita ke tujuan apa pun.

Demikian dari saya Andrie Wongso
Salam sukses luar

Jadilah Yang Paling Baik

Jadilah Yang Paling Baik
Oleh : Eko Jalu Santoso - Founder Motivasi Indonesia,
Penulis BukuSetiap orang pasti memiliki keinginan menjadi manusia terbaik. Namun sayangya sekarang ini banyak orang yang mengartikan salah makna menjadi orang paling baik dalam hidup ini. Apakah itu dalam hubungan antara dua orang manusia atau lebih, apakah itu dalam kaitannya dengan pekerjaan, bisnis, usaha, persahabatan sampai dengan dalam kehidupan bertetangga dan bernegara.Banyak orang yang berusaha menjadi paling baik dibandingkan dengan orang lain dengan cara mengalahkan orang lain. Sebagian yang lain berusaha menjadi paling baik dengan merendahkan orang lain, bahkan ada yang dengan menyingkirkan orang lain.

Banyak juga yang berusaha menjadi lebih baik dibanding orang lain dengan hanya diukur dari nilai penampilan luar atau nilai ukuran keberhasilan duniawi semata, seperti memiliki mobil yang lebih mewah, rumah lebih besar, pakaian dan asesories lebih mahal, dll. Ada juga orang yang berusaha menjadi paling baik dibandingkan orang lain dengan ukuran lebih tinggi dalam kedudukan atau pangkat dan jabatan, lebih tinggi dibanding lainnya dalam hal kehormatan, kesombongan, popularitas, keegoan pribadi, dll.Kalau mencermati makna sesungguhnya dari rangkaian nasehat bijak tersebut diatas, sesungguhnya bukan hal seperti ini yang menjadi makna terdalam. " Jadilah yang paling baik dari dua orang manusia" yang dimaksudkan adalah lebih baik dibanding orang lain dalam hal akhlak dan mengutamakan kepentingan orang lain. Menjadi lebih baik dibanding orang lain dalam hal memberikan manfaat bagi orang lain. Lebih baik dalam menjaga kemuliaan akhlak, kerendahan hati, lebih baik dalam berbagi kebaikan, kejujuran, menolong orang lain, mengembangkan sikap empati, mengedepankan cinta kasih dan kesetiaan.Aplikasinya dalam kehidupan, kalau kita sebagai pengusaha, lebih baik menjadi pengusaha paling baik dibandingkan orang lain dengan cara menjadi pengusaha sejati. Menjadi pengusaha yang berorientasi pada manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain, pengusaha yang menjalankan bisnis dengan mengedepankan kejujuran, mengutamakan kepentingan konsumen, memberikan pelayanan yang baik, dll.Kalau kita saat ini masih bekerja sebagai karyawan, lebih baik berusaha menjadi karyawan paling baik dibandingkan dengan orang lain, dengan berusaha menjadi karyawan sejati. Selalu mengedepankan kewajiban dengan professional sebelum menuntut hak kita, mengembangkan diri dalam bidang yang ditekuninya, senang membantu orang lain, berusaha memberikan kualitas pelayanan terbaik, mengutamakan kepentingan orang lain, mengedepankan kejujuran, dll.Kalau anda sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai pasangan, sebagai saudara, sebagai tetangga, berusahalah menjadi paling baik diantara yang lain dalam hal mengutamakan kepentingan dan kebaikan orang lain. Berusahalah selalu menghargai orang lain, bersikap empati, memahami kepentingan orang lain dan menjadikan orang lain merasa penting dan dibutuhkan.Marilah kita renungkan kembali, dalam berbagai bidang kegiatan kita, baik sebagai pengusaha, sebagai karyawan, sebagai keluarga, sebagai pemimpin, sebagai warga masyarakat, apakah sudah meneladani sikap menjadi yang paling baik dalam kemulian akhak dan mengutamakan kepentingan orang lain ?. Menjadi orang paling baik dalam kehidupan ini, bukan hanya diukur dari penampilan duniawi semata, tetapi diukur dari seberapa besar manfaat yang telah kita berikan dalam kehidupan. SEMOGA BERMANFAAT.

Cita-cita Yang Tertunda

Cita-cita Yang Tertunda
Oleh : Andrie Wongso

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup di keluarga yang sederhana. Ia mempunyai cita-cita yang tinggi. Suatu saat, ketika masih belia, dia berkata kepada dirinya sendiri, "Suatu saat nanti, aku akan melakukan apa yang menjadi cita-cita dalam hidupku, dan pada saat itu aku akan bahagia."

Dia senang membayangkan dirinya sudah memiliki sebuah mobil mewah, mengendarainya, dan merasakan kebanggaan yang tidak terhingga karena dia dikagumi dan dibanggakan oleh banyak orang. Maka, walaupun kemiskinan tetap diakrabi dalam kesehariannya, sikapnya menjadi angkuh dan sombong karena dia merasa kelak pasti akan kaya raya seperti yang diangankan.

Ketika ditanya untuk melakukan sesuatu oleh teman-temannya, ia menjawab, "Tunggu saja kawan, nanti akan kulakukan setelah aku menyelesaikan sekolah."

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi, ia kembali berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada orangtuanya bahwa ia akan melakukan apa yang diinginkannya nanti, setelah ia mendapatkan pekerjaan pertamanya.

Sebelum melangkah ke dunia kerja, dia meminta nasihat kepada seorang guru besar tentang banyak hal yang dicita-citakan. Si guru berkata, "Semua yang kamu inginkan, mobil dan rumah bagus lengkap dengan fasilitasnya, adalah sesuatu yang bagus. Dan sesungguhnya, mobil dan rumah mewah itu diciptakan untuk kita yang mau dan mampu memilikinya. Dia tidak kemana-mana, kitalah yang harus bergerak untuk menghampiri dan mendapatkannya."

Mendengar tuturan si guru, pemuda itu merasa puas. Sebab, ia makin yakin dengan anggapannya bahwa mobil dan rumah tidak akan ke mana-mana. Maka, ia pun bekerja seadanya. Setelah beberapa tahun bekerja, orangtuanya menanyakan, "Anakku, kapan kamu akan mengambil tindakan untuk mewujudkan cita-citamu?"

"Aku berjanji akan mengejar cita-citaku setelah menikahi gadis yang aku cintai. Karena dengan adanya si dia sebagai pendamping hidup, maka langkahku akan mantap untuk mengejar cita-citaku."

Sampai suatu hari, setelah bertahun-tahun kemudian, ia mulai menua. Dalam hati, ia pun berkata, "Rupanya, sudah terlambat untuk memulainya sekarang. Sebab, umurku sudah tak lagi muda."

Begitulah, cita-cita si pemuda akhirnya hanya menjadi angan-angan dan omong kosong belaka. Kini, ia hanya bisa merasakan kepuasan semu dengan menikmati setiap hari dalam kehidupannya untuk mengkhayal, seandainya ia menjadi seperti yang ia cita-citakan.

Pembaca yang bijaksana,

Kebiasaan menunda dari waktu ke waktu, dapat membuat seseorang yang pada awalnya bersemangat bermimpi, akan kehilangan gairah, arah, tujuan dan berlari menjauh dari apa yang menjadi impiannya. Sebab, menunda sebenarnya hanya akan mengubur kesempatan demi kesempatan yang ada untuk mewujudkan impian.

Karena itu, cita-cita selamanya akan menjadi khayalan belaka jika kita tidak memulainya dengan rencana! Dan, yang utama, rencana tanpa tindakan nyata juga hanya akan jadi bualan semata.

Mari, selagi masih ada waktu, gunakan sebaik-baiknya waktu kita untuk menyusun kehidupan dan meraih kesempatan, demi menggapai cita-cita.

Salam sukses luar biasa!!!

Andrie Wongso

Cita-cita Yang Tertunda

Cita-cita Yang Tertunda
Oleh : Andrie Wongso

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup di keluarga yang sederhana. Ia mempunyai cita-cita yang tinggi. Suatu saat, ketika masih belia, dia berkata kepada dirinya sendiri, "Suatu saat nanti, aku akan melakukan apa yang menjadi cita-cita dalam hidupku, dan pada saat itu aku akan bahagia."

Dia senang membayangkan dirinya sudah memiliki sebuah mobil mewah, mengendarainya, dan merasakan kebanggaan yang tidak terhingga karena dia dikagumi dan dibanggakan oleh banyak orang. Maka, walaupun kemiskinan tetap diakrabi dalam kesehariannya, sikapnya menjadi angkuh dan sombong karena dia merasa kelak pasti akan kaya raya seperti yang diangankan.

Ketika ditanya untuk melakukan sesuatu oleh teman-temannya, ia menjawab, "Tunggu saja kawan, nanti akan kulakukan setelah aku menyelesaikan sekolah."

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi, ia kembali berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada orangtuanya bahwa ia akan melakukan apa yang diinginkannya nanti, setelah ia mendapatkan pekerjaan pertamanya.

Sebelum melangkah ke dunia kerja, dia meminta nasihat kepada seorang guru besar tentang banyak hal yang dicita-citakan. Si guru berkata, "Semua yang kamu inginkan, mobil dan rumah bagus lengkap dengan fasilitasnya, adalah sesuatu yang bagus. Dan sesungguhnya, mobil dan rumah mewah itu diciptakan untuk kita yang mau dan mampu memilikinya. Dia tidak kemana-mana, kitalah yang harus bergerak untuk menghampiri dan mendapatkannya."

Mendengar tuturan si guru, pemuda itu merasa puas. Sebab, ia makin yakin dengan anggapannya bahwa mobil dan rumah tidak akan ke mana-mana. Maka, ia pun bekerja seadanya. Setelah beberapa tahun bekerja, orangtuanya menanyakan, "Anakku, kapan kamu akan mengambil tindakan untuk mewujudkan cita-citamu?"

"Aku berjanji akan mengejar cita-citaku setelah menikahi gadis yang aku cintai. Karena dengan adanya si dia sebagai pendamping hidup, maka langkahku akan mantap untuk mengejar cita-citaku."

Sampai suatu hari, setelah bertahun-tahun kemudian, ia mulai menua. Dalam hati, ia pun berkata, "Rupanya, sudah terlambat untuk memulainya sekarang. Sebab, umurku sudah tak lagi muda."

Begitulah, cita-cita si pemuda akhirnya hanya menjadi angan-angan dan omong kosong belaka. Kini, ia hanya bisa merasakan kepuasan semu dengan menikmati setiap hari dalam kehidupannya untuk mengkhayal, seandainya ia menjadi seperti yang ia cita-citakan.

Pembaca yang bijaksana,

Kebiasaan menunda dari waktu ke waktu, dapat membuat seseorang yang pada awalnya bersemangat bermimpi, akan kehilangan gairah, arah, tujuan dan berlari menjauh dari apa yang menjadi impiannya. Sebab, menunda sebenarnya hanya akan mengubur kesempatan demi kesempatan yang ada untuk mewujudkan impian.

Karena itu, cita-cita selamanya akan menjadi khayalan belaka jika kita tidak memulainya dengan rencana! Dan, yang utama, rencana tanpa tindakan nyata juga hanya akan jadi bualan semata.

Mari, selagi masih ada waktu, gunakan sebaik-baiknya waktu kita untuk menyusun kehidupan dan meraih kesempatan, demi menggapai cita-cita.

Salam sukses luar biasa!!!

Andrie Wongso

04 April 2008

Free Piching: Suatu Tantangan yang harus Kita Hadapi Bersama

Upaya menarik fee creative secara pantas dari klien yang terbiasa membayar ongkos kreatif sangat murah, memang bukan soal gampang. ceritanya akan menjadi lain, andai kata pada awalnya fee creative dipatok secara pantas dan benar-benar terpisah jelas dari komisi media biling....... Setahun silam, usai pertemuan FDGI(forum Desain Grafis Indonesia) dimana Panitia bagi-bagi Stiker Bertuliskan Anti Free Pitching, seorang teman yang berkerja di advertising Agency sambil senyum-senyum mengungkapkan; "weleh ... ada-ada saja, mana bisa ngilangin free pitching...? Jika ditelusuri lebih lanjut, industri advertising di Indonesia terbiasa hidup dari komisi media biling, sementara pemasukan dari pekerjaan kreatif bisa dibilang menjadi pos pendapatan sekunder. hal inilah yang menyebabkan ongkos kreatif juga tidak mendapat atensi khusus. (pokoknya, asal bilingnya masuk, PO (Purchase Order) iklan diperoleh, maka perkerjaan kreatif akan diterima berapapun harganya. selain itu, hal ini membuat praktek free pitching yang tak lazim itu pun menjadi lazim. ini akhirnya membuat paradigma klien menjadi rusak. free pitching lalu dijadikan standard pembuka negosiasi. klien lalu cenderung menggap bahwa perkerjaan kreatif memiliki value yang lebih rendah dibandingkan dengan ongkos cetak dan ongkos tayang... Sialnya, sering kali klien-klien tersebut juga merupakan klien-klien industri desain grafis. klien yang sudah keenakan disodori "service" luar biasa tersebut cenderung menjadi pelit dan menuntut. ini membuat industri desain grafis industri yang boros, tidak efesien, serta berprofitabiltas rendah. tentunya keadaan ini bukan semata buah karya para pelaku industri advertising. banyak juga firma-firma desain, menagement consultant, percetakan, atau pun namanya yang menarik bayaran minim dari pekerjaan kreatif, karena terbiasa menikmati mark-up lumayan dari ongkos cetak. Senjata Makan Tuan Kembali ke Industri Advertising, model bisnis yang menekankan pada komisi media biling tersebut ampuh membawa para pelakunya ke suatu keadaan yang pelik. mungkin inilah penyebab mengapa beberapa adevertising agency baru-baru ini melakuakan PHK dala jumlah yang signifikan. Budiman Hakim, Creative Macs909 menulis suatu artikel menarik di Majalah ADOI tentang Industri Advertising Indonesia yang puyeng akibat gempuran jenis perusahaan yang relatif baru, yang disebut media specialist. berbeda dengan full Service Agency, Media Specialist. berbeda dengan full service Agency, media specialist cukup puas hanya dengan menerima komisi 3% dari media biling (bandingkan dengan nilai full service agency yang idealnya ada dikisaran 15%-16%). kesimpulannya dalam hal media placement, full service agency sangat sukar untuk bisa bersaing dengan media specialist. Namun Demikian, mencoba untuk menarik fee creative yang pantas kepada klien yang terbiasa mendapatkan ongkos kreatif secra murah bukanlah hal yang gampang. akibatnya profitabilitas habis! Keberuntungan Di Balik Musibah Tapi Coba Ambil Positifnya saja...memang banyak klien yang sudah terbiasa di-service dengan harga kreatif yang sangat murah, namun demikian, trend menunjukkan bahwa klien mulai memisahkan budget desain dan budget produksi (ongkos cetak/ ongkos tayang). mau tidak mau kita sebagai supplier harus membangun aliran income kita dari pos yang seharusnya, yaitu pos pendapatan dari jasa yang kreatif. selain lebih jujur, keputusan untuk tidak menyembunyikan biaya desain dalam biaya produksi (cetak, dll) akan memilki efek edukasi yang positif terhadap klien tentang value dari desai yang baik. Menurut pengalaman saya, desainer bahkan bisa membangun suatu hubungan bisnis yang sehat yang didasarkan atas trust (saling percaya) dan saling menghargai. kita perlu membuat klien mengahargai eksistensi kita sebagai penyedia jasa desain yang notabene suatu bentuk intelektualitas yang memilki nilai tambah. sudah selayaknya kita sebagai desainer yang kompeten berani memilih untuk berhubungan hanya dengan klien yang mengerti "Value of good design" dan mau merogoh kantongnya untuk nilai tambah yang kita ciptakan... tanpa nyali ini, kita cenderung dipandang rendah dan ditawar bak pedagang kaki lima....tak mudah melakukannya! tapi perlu diperjuangkan......