15 June 2007

Seni Batik

Seni Batik

Seni bati memilki beragam motif, misalnya motif Jogja dan Solo yang kedeuanya menggunakan Ukel dan semen-semen. Perbedaannya pada warna motif, batik joga putih denga corak hitam, sedangkan batik solo kuning dengan corak tanpa putih. Motif flora dan fauna ada pada batik Pekalongan dan Pesisiran dengan warna yang lebih beragam. Sedangkan batik sodaragan yang lebih variatif dalam motif maupun warna, karena mempunyai sifat yang sangat bebas dan mengikuti selera pasar.
Dikraton jogja, busana kain batik yang dikenakan harus menyesuaikan dengan acara yang berswangkutan. Seperti upacara perkawinan, kain batik yang dikenakan harus bermotif SIDOMUKTi, sidoluhur, sidoasih, terubtum atau grompol. Sedangkan mitoni, kain batik yang dikenakan adalah motif picis ceplok Grudo, parang mangkoro, atau gringsing mangkoro.

Dalam proses pembuatan batik tulis dibutuhkan keselarasan seni dan kesabaran pembatik. Berawal dari selembar kain mori atau sutera digambar dulu dengan pensil. Setelah itu dilanjutkan dengan klowongan/ ngengreng kemudian isen-isen atau cecek. Setelah selai, tahap kedua adalah nerusi yaitu membatik pada sisi sebaliknya. Kemudian tahap nembok atau memblok untuk hasil warna putih dan coklat, tahap berikutnya adalah dicelup warna biru, setelah kering, nembok lagi untuk hasil warna putih dan hitam. Dan terakhir dicelup warna coklat/soga. Keseluruhan proses ini memakan waktu 1,5 bulan atau lebih.

Batik sebagai hasil karya seni yang adiluhung, sekarang ini mulai terjadi trend ditengah masyarakat, hal ini bisa dilihat dari beragamnya produk-produk yang menbggunakan motif batik, seperti tas, alas kaki (sandal), sarung bantal maupun gordyn. Bagi ibu GBRAY. Murdokusumo, selaku pengurus bati tamanan kraton, untuk melestarikan batik, generasi muda harus memulainya dari rasa cinta terhadap itu sendiri dan setelah itu baru akan muncul rasa andabeni (memilliki) dan akhirnya nguri-uri (melestarikan).

Kesadaran untuk melestarikan seni batik sudah mulai digalakkan. Untuk melstarikan motif kraton Jogja, maka dibentuklah nbati tamanan kraton yang khusus membatik motif kraton jogja. Dari hasil kerjasama berbagai pihak, sudah dipatenkan sekitar 260-an motif batik, termasuk didalamnya motif batik tamanan kraton Jogjakarta. Diharapkan langkah-langka ini bisa diteruskan, dengan harapan batik tidak nenjadi sebuah karya seni yang asing ditempatnya sendiri atau bahkan punah karena sudah tidak dicintai lagi.

Dikutip kembali, oleh Noverdiansyah S Hakim
Sumber, Jogja info & Guidance, edisi mei 2005 hal12

No comments: